Harmoni Anak Bangsa
Jika hidup berkekurangan maka anggaplah itu sebagai tantangan dan bukan sebagai hambatan. Lalu bangkitlah berjalan bersama untuk menuju tujuan hidup yang lebih baik.
Ini bukanlah kata-kata mutiara, ini adalah sebuah ringkasan dari kisah-kisah yang ada di Kick Andy On Location kali ini.
Kisah pertama datang dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Bermula dari pengalaman seorang lelaki bernama Basuki, yang mengalami kebutaan 10 tahun lalu, tepatnya di saat ia berusia 30 tahun. Penyebab kebutaannya adalah kondisi syaraf di retina yang tiba-tiba putus.
Lebih dari setahun, Basuki menarik diri dari dunia dan mendekam di kamar tanpa berbuat apa pun. Ia menolak bertemu dengan semua teman, sahabat, dan sanak famili. “Saya ketakutan, saya tak berani menghadapi apa pun. Tak berani menjalani hidup dalam kegelapan. Semua itu membuat saya mengunci diri di kamar selama berbulan-bulan. Saya tak melakukan apa-apa. Saya jadi manusia kalong, tidak tidur semalaman lalu tidur sepanjang hari,” katanya. Dan teman satu-satunya dalam kegelapan itu adalah sebuah radio.
Masa-masa keterpurukan itu sudah dapat diatasinya kini. Dimulai tahun 2007 ia bergabung dengan komunitas tuna netra, sampai kemudian membentuk wadah komunitas sahabat mata yang berkembang menjadi sebuah yayasan di Semarang. Dan pada akhirnya membuat sebuah radio. Meski banyak tantangan dalam pembuatan radio, tapi Basuki dan teman-temannya terus berjuang hingga berhasil. “Ada orang-orang yang kontra mengatakan bahwa upaya kami ini menyalahi kodrat sebagai tuna netra. Mereka taunya tuna netra itu hanya tukang pijat,” Papar Basuki. Tapi apalah arti cibiran orang, jika semangat itu terus dipertahankan.
Radio tetap menjadi pilihan bagi Basuki untuk berbuat sesuatu bagi sesama tunanetra yang ditampungnya untuk bersama-sama bangkit dari keterpurukkan hidup. Basuki mendirikan radio komunitas Sahabat Mata FM atau disingkat Radio Sama. Sama FM berdiri pada Agustus 2010 sebagai upaya Sahabat Mata membangun kepercayaan diri teman-teman tunanetra. Karena, yang paling penting untuk membuat tunanetra dan penyandang cacat lain bisa bangkit dan maju adalah adanya kepercayaan diri. Berbagai upaya yang kami lakukan di organisasi Sahabat Mata adalah dalam rangka menumbuhkan dan membangun kepercayaan diri.
Radio sama memiliki keunikan karena semua operator dan penyiarnya adalah penyandang tuna netra. Dengan studio dan pemancar alakadarnya mereka melakukan siaran dari pukul 14.00 sampai dengan 21.00 WIB. Berbagai program mereka siarkan, dari program pendidikan anak, music, dan berbagai muatan yang banyak memberi inspirasi dan motivasi.
Yayasan Sahabat Mata tak hanya bergiat di bidang radio, tapi juga terus melatih banyak tuna netra secara GRATIS, dari bidang keterampilan memijat, ilmu komputer, membaca Al Quran Braille, hingga fotografi! Sejumlah relawan mahasiswa secara berkala membantu mereka untuk mempelajari fotografi. Hebat bukan?
Kehebatan lain ditunjukkan oleh warga desa Sari Mukti, kecamatan Pasir Wangi, Garut, Jawa Barat. Sebagian besar warga Desa Sarimukti, Garut, Jawa Barat, merupakan petani yang tidak memiliki lahan atau hanya memiliki lahan sempit saja. Banyak dari mereka bekerja sebagai buruh tani. Sebelum tahun 2003, hanya terdapat kurang dari sepuluh persen warga desa Sarimukti yang lulus sekolah dasar, bahkan saat itu tak ada satupun yang lulusan SMP atau sederajat. Desa ini sempat tak memiliki seorang kepala desa, akibat tak ada satu orang pun yang lulusan SMP, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Desa ini memang terletak di daerah yang agak terpencil. Adanya biaya transportasi, buku, dan seragam membuat sekolah hanya terbatas untuk golongan orang kaya saja di desa ini. Selain itu, ada juga tuntutan sosial bagi anak-anak remaja untuk mulai bekerja membantu keluarga, atau menikah dan memiliki anak. Dalam banyak kasus, pendapatan yang diperoleh seorang anak kecil pekerja buruh tani merupakan bagian yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup keluarga.
Tahun 2003 adalah tahun kebangkitan bagi warga Sari Mukti, di tahun itu secara bergotong-royong warga desa dan Serikat Petani Pasundan membangun sebuah sekolah sederajat SMP. Mereka juga bekerja sama dengan sebuah pesantren dan mendirikan sekolah Madrasah Tsanawiyah gratis yang diberi nama Mts Sururon. Saat ini, jumlah siswa di MTs sururon telah mencapai 218 siswa dengan melibatkan 22 tenaga pengajar termasuk staf Tata Usaha (TU). Semua siswa tidak dikenakan biaya sama sekali.
Kehebatan lain warga desa ini adalah selalu mengedepankan sikap gotong-royong dalam mencapai tujuan bersama. Selain sekolah, mereka juga bekerja sama dalam membangun sebuah Masjid. Setiap akhir pekan sekitar 100 – 200 orang warga desa Sari Mukti melakukan kerja bakti dengan menjadi buruh cangkul. Mereka mendedikasikan upah buruh mencangkul itu bagi pembangunan masjid di desa nya. Sudah lebih dari 3 tahun mereka melakukan kerja bakti seperti itu. Dan perlu waktu sekitar 1,5 tahun lagi mereka menjadi kuli cangkul massal, agar Masjid itu benar-benar berdiri.
Inilah kisah-kisah tentang keindahan harmoni anak-anak bangsa di negeri ini. Tentang bagaimana sebuah rintangan menjadi ringan ketika dikerjakan secara bersama-sama. Tercipta banyak keceriaan dan keharuan ketika Kick Andy datang langsung menyambangi mereka di lokasi masing-masing.
Kick Andy - Harmoni Anak Bangsa |
Ini bukanlah kata-kata mutiara, ini adalah sebuah ringkasan dari kisah-kisah yang ada di Kick Andy On Location kali ini.
Kisah pertama datang dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Bermula dari pengalaman seorang lelaki bernama Basuki, yang mengalami kebutaan 10 tahun lalu, tepatnya di saat ia berusia 30 tahun. Penyebab kebutaannya adalah kondisi syaraf di retina yang tiba-tiba putus.
Lebih dari setahun, Basuki menarik diri dari dunia dan mendekam di kamar tanpa berbuat apa pun. Ia menolak bertemu dengan semua teman, sahabat, dan sanak famili. “Saya ketakutan, saya tak berani menghadapi apa pun. Tak berani menjalani hidup dalam kegelapan. Semua itu membuat saya mengunci diri di kamar selama berbulan-bulan. Saya tak melakukan apa-apa. Saya jadi manusia kalong, tidak tidur semalaman lalu tidur sepanjang hari,” katanya. Dan teman satu-satunya dalam kegelapan itu adalah sebuah radio.
Masa-masa keterpurukan itu sudah dapat diatasinya kini. Dimulai tahun 2007 ia bergabung dengan komunitas tuna netra, sampai kemudian membentuk wadah komunitas sahabat mata yang berkembang menjadi sebuah yayasan di Semarang. Dan pada akhirnya membuat sebuah radio. Meski banyak tantangan dalam pembuatan radio, tapi Basuki dan teman-temannya terus berjuang hingga berhasil. “Ada orang-orang yang kontra mengatakan bahwa upaya kami ini menyalahi kodrat sebagai tuna netra. Mereka taunya tuna netra itu hanya tukang pijat,” Papar Basuki. Tapi apalah arti cibiran orang, jika semangat itu terus dipertahankan.
Radio tetap menjadi pilihan bagi Basuki untuk berbuat sesuatu bagi sesama tunanetra yang ditampungnya untuk bersama-sama bangkit dari keterpurukkan hidup. Basuki mendirikan radio komunitas Sahabat Mata FM atau disingkat Radio Sama. Sama FM berdiri pada Agustus 2010 sebagai upaya Sahabat Mata membangun kepercayaan diri teman-teman tunanetra. Karena, yang paling penting untuk membuat tunanetra dan penyandang cacat lain bisa bangkit dan maju adalah adanya kepercayaan diri. Berbagai upaya yang kami lakukan di organisasi Sahabat Mata adalah dalam rangka menumbuhkan dan membangun kepercayaan diri.
Radio sama memiliki keunikan karena semua operator dan penyiarnya adalah penyandang tuna netra. Dengan studio dan pemancar alakadarnya mereka melakukan siaran dari pukul 14.00 sampai dengan 21.00 WIB. Berbagai program mereka siarkan, dari program pendidikan anak, music, dan berbagai muatan yang banyak memberi inspirasi dan motivasi.
Yayasan Sahabat Mata tak hanya bergiat di bidang radio, tapi juga terus melatih banyak tuna netra secara GRATIS, dari bidang keterampilan memijat, ilmu komputer, membaca Al Quran Braille, hingga fotografi! Sejumlah relawan mahasiswa secara berkala membantu mereka untuk mempelajari fotografi. Hebat bukan?
Kehebatan lain ditunjukkan oleh warga desa Sari Mukti, kecamatan Pasir Wangi, Garut, Jawa Barat. Sebagian besar warga Desa Sarimukti, Garut, Jawa Barat, merupakan petani yang tidak memiliki lahan atau hanya memiliki lahan sempit saja. Banyak dari mereka bekerja sebagai buruh tani. Sebelum tahun 2003, hanya terdapat kurang dari sepuluh persen warga desa Sarimukti yang lulus sekolah dasar, bahkan saat itu tak ada satupun yang lulusan SMP atau sederajat. Desa ini sempat tak memiliki seorang kepala desa, akibat tak ada satu orang pun yang lulusan SMP, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Desa ini memang terletak di daerah yang agak terpencil. Adanya biaya transportasi, buku, dan seragam membuat sekolah hanya terbatas untuk golongan orang kaya saja di desa ini. Selain itu, ada juga tuntutan sosial bagi anak-anak remaja untuk mulai bekerja membantu keluarga, atau menikah dan memiliki anak. Dalam banyak kasus, pendapatan yang diperoleh seorang anak kecil pekerja buruh tani merupakan bagian yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup keluarga.
Tahun 2003 adalah tahun kebangkitan bagi warga Sari Mukti, di tahun itu secara bergotong-royong warga desa dan Serikat Petani Pasundan membangun sebuah sekolah sederajat SMP. Mereka juga bekerja sama dengan sebuah pesantren dan mendirikan sekolah Madrasah Tsanawiyah gratis yang diberi nama Mts Sururon. Saat ini, jumlah siswa di MTs sururon telah mencapai 218 siswa dengan melibatkan 22 tenaga pengajar termasuk staf Tata Usaha (TU). Semua siswa tidak dikenakan biaya sama sekali.
Kehebatan lain warga desa ini adalah selalu mengedepankan sikap gotong-royong dalam mencapai tujuan bersama. Selain sekolah, mereka juga bekerja sama dalam membangun sebuah Masjid. Setiap akhir pekan sekitar 100 – 200 orang warga desa Sari Mukti melakukan kerja bakti dengan menjadi buruh cangkul. Mereka mendedikasikan upah buruh mencangkul itu bagi pembangunan masjid di desa nya. Sudah lebih dari 3 tahun mereka melakukan kerja bakti seperti itu. Dan perlu waktu sekitar 1,5 tahun lagi mereka menjadi kuli cangkul massal, agar Masjid itu benar-benar berdiri.
Inilah kisah-kisah tentang keindahan harmoni anak-anak bangsa di negeri ini. Tentang bagaimana sebuah rintangan menjadi ringan ketika dikerjakan secara bersama-sama. Tercipta banyak keceriaan dan keharuan ketika Kick Andy datang langsung menyambangi mereka di lokasi masing-masing.
No comments
Terima kasih sudah berkunjung.
Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.