Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Ngongap Engap

    “Mas wis otewe iki.. wis mlaku!”
    “Mas Agh… langsung nyusul wae yaaa!”
    “Cah-cah wis do mangkat iki!”

    Beberapa pesan masuk yang ditampilkan di layar handphone saya. Agenda pagi itu adalah menjenguk Buntut-sate putih yang mungkin hanya diagendakan setahun sekali di Pantai Ngongap. Mungkin banyak yang bertanya apa atau di mana itu Pantai Ngongap. Pantai Ngongap terletak di Gunungkidul tetapi kalah pamor dengan beberapa pantai yang dimiliki Gunungkidul, seperti Pantai Sadeng atau Pantai Rongkop. Apalagi jika dibandingkan dengan jajaran pantai landai di Gunungkidul, seperti Pantai Krakal, Pantai Kukup atau Pantai Sundak.

    Pantai Ngongap berbeda jauh dengan beberapa pantai yang terakhir saya sebutkan. Pantai ini tidak landai dan berpasir melainkan tebing curam dan berbatu. Yang sangat khas dari Pantai Ngongap adalah pendapa tua dan cekungan kecil di tebing mirip teluk di sisi baratnya. Selain itu tidak lain dan tidak bukan adalah si penari tebing, Buntut-sate putih (Phaethon lepturus) yang terbang dengan bebas meliuk-liuk di atas lautan.

    Mengingat pemandangan dan lokasi itu saya pun bergegas menyusul rombongan yang sudah berangkat satu jam lebih awal. Memacu motor sendirian dari Kota Bantul menuju Pantai Ngongap. Perjalanan tidak begitu lancar karenasaat itu hari libur sehingga banyak bus pariwisata melewati jalan utama. Berbekal penunjuk jalan arah Pantai Rongkop dan Pantai Sadeng, saya pun berhasil sampai di lokasi setelah memakan waktu sekitar 2 jam.

    Beberapa Bionicers terpecah menjadi 3 kelompok. Kelompok yang pertama adalah Mas Kir, Mas Abid, Mba Ratih, Mas Panji dan Andi yang berburu list di rerimbunan semak. Kelompok kedua ada Wicak, Yudha, Nurul dkk yang istirahat di dekat pohon kelapa. Dan kelompok terakhir ada Andri, Ratih, Puput, Desi dan Ulfia yang berada di cekungan tebing menunggu si penari ekor tajam melintas.

    Saya memutuskan untuk ikut blusukan bersama kolompok pertama. Mengikuti jalur setapak kami ternyata muncul di seberang cekungan tebing yang ditempati kelompok kedua. Beberapa burung yang sempat tercatat selama perjalanan itu adalah Bentet kelabu, Bondol jawa, Cekakak sungai, Cekakak jawa, Burung-madu kelapa, Dederuk jawa, Merbah cerukcuk dan Cucak kutilang. Ditambah Dara-laut tengkuk hitam, Walet sarang -, dan Buntut-sate putih yang jumlahnya tak sebanyak tahun sebelumnya.

    No comments

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.