Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Pos Babadan #1 - Lokasi Baru Palang Jawa

    Kegiatan Palang Jawa sudah mulai didengungkan ke seluruh sosmed. Ya, kegiatan yang melibatkan banyak sukarelawan pengamat burung untuk mengangkat pandangannya ke atas, ke langit demi memantau kembalinya para raptor migran.
    Pos Babadan dipilih mengalahkan dua kandidat lokasi pengamatan sebelumnya yaitu antara Tahura Bunder dan Suaka Margasatwa Sermo. Lokasi baru untuk birding di Magelang dan Taman Nasional Gunung Merapi, itu alasannya. Pasti akan banyak hal baru yang ditemukan, mungkin spesies baru.

    Butuh sekitar satu jam untuk sampai di tempat ini. Akses jalan untuk menuju tempat ini masih baik, awalnya.. sebelum aspal mulai menghilang menysakan bongkahan-bongkahan batu terjal dan genangan-genangan air yang menampung air hujan di malam sebelumnya. Jejak ban-ban truk masih membekas di beberapa jalan yang mencoba ditutup tanah dan bebatuan. Jalanan mulai menanjak meninggalkan persawahan dan berubah menjadi perkebunan seiring suhu menjadi semakin dingin.

    Sebuah bangunan yang masih terlihat baru menyambut kedatangan tiga motor kami. Gardu pandang menjadi tempat melepas lelah sejenak setelah pantat berlama-lama di atas jok motor. Sambil duduk di lantai tangga suara Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) yang bergerombol di balik pohon akasia dan bambu. Di antara suara ribut Cucak kutilang, terdengar suara khas yang lebih keras dari Bentet kelabu (Lanius schach) yang sedang sendirian.

    Belum sempat mendapatkan bidikan yang sesuai, si Bentet sembunyi kemudian terbang menjauh. Hm.. saya susuri jalur jalan setapak sambil mempersilahkan penduduk setempat yang berpapasan sambil membawa tumpukan rumput di atas kepala mereka. Merendahkan kepala sambil senyum kemudian berkata “Monggo, Pak..” kemudian disahut “Nggih..” begitu setiap berpapasan.

    Tiba-tiba seekor Cekakak jawa (Halcyon coromanda) terbang kemudian bertengger di ranting dekat pipa air. Sempat terdiam beberapa saat karena takut mengganggu si bibir seksi yang sensitif ini. Saya perlahan mundur kembali ke tempat saya meninggalkan tas untuk mengambil kamera sambil membisikan kepada Mas Kir, Wicak dan Andri bahwa ada Cekakak jawa sedang diam. Mungkin karena kami terlalu kurang tenang, burung ini pun segela lepas landas sebelum sempat kami abadikan.

    Jalur setapak yang kami susuri berada di tepi bukit sehingga pemandangan di samping kami cukup memanjakan mata. Cuaca yang cerah membuat hijaunya dedaunan semakin terlihat, meskipun puncak Gunung Merapi yang sangat dekat dengan kami sedang dikerumuni kabut.

    Elang-ular bido (Spilornis cheela) muncul setelah sebelumnya mengeluarkan suara khasnya. Kami memutuskan untuk menerapkan metode stay and wait sambil menunggu si bido mendekat. Sempat bosan, tak lupa kami mengabdikan beberapa pose untuk diupload di instagram.

    Kami bertiga kemuadian meninggalkan Mas Kir karena penasaran dengan suara kicauan yang terdengar asing. Sepertinya masih juvenil alias remaja tetapi kami gagal menjumpainya. Kembali menemui Mas Kir, tiba-tiba seekor Wiwik uncuing (Cacomantis sepulcralis) dengan tumbennya terbang kemudian hinggap di pohon yang berada tak jauh dari kami.

    Langit mulai gelap, kami pun segera berkemas untuk kembali ke tempat parkir. Namun, karena penasaran dengan kata seorang bapak yang menunjukkan ada jalur yang memutari bukit kami pun naik. Sempat terpikir, “Kok malah semakin jauh, kok semakin naik, kok semakin gelap” tetapi tetap sambil melangkah.

    Setelah melewati alang-alang, pemandangan semakin membaik. Awan mendung semakin menjauh. Kicauan burung mulai tersengar kembali. Bentet kelabu dan Cucak kutilang kembali bersahutan...

    No comments

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.