Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Hotspot Baru Mengamati Burung Air di Yogyakarta

    Bandara Yogyakarta jadi Tempat Wisata

    Semenjak beroperasi penuh pada bulan Maret 2020, Yogyakarta International Airport (YIA) memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar Jogja. Bandara Kulonprogo atau YIA menjadi tempat wisata dadakan meskipun belum semua infrastruktur selesai dibangun. Beberapa alasan yang mungkin membuat bandara baru ini dijadikan tempat wisata adalah karena banyaknya arsitektur unik dan ornamen autentik seperti gunungan wayang, patung Hamemayu Hayuningrat, miniatur Tamansari, dan beberapa spot foto yang menarik.
    Foto Balekambang, dokumentasi Angkasa Pura
    Akhir tahun 2020, danau buatan di depan gedung parkir bernama Balekambang mulai terisi air dan ditumbuhi tanaman air. Balekambang atau “balai yang mengambang” mengandung arti bangunan yang berada di atas air. Balekambang di YIA memiliki dua bangunan di sisi timur dan sisi barat. Pada sisi timur diletakkan prasasti dari Batu Merapi yang berisikan Sabda Leluhur tentang ramalan adanya bandara di wilayah Kulon Progo, sedangkan pada sisi barat diletakkan prasasti dari Batu Merapi yang berisikan konsep Gubernur DIY tentang Jogja Renaisans.
     

    Balekambang, Harta Karun Pengamat Burung Jogja

    Balekambang dengan ukuran cukup luas, air yang melimpah, dan tanaman air tumbuh liar ternyata menjadi habitat yang nyaman bagi burung-burung air. Burung air yang umum dijumpai seperti Cangak Abu, Cangak Merah, Kuntul Kecil, dan Blekok Sawah cukup mudah diamati dari gedung parkir maupun bangunan Balekambang. Kowak-malam Abu, Bambangan Kuning, dan Kareo Padi juga bisa teramati cukup mudah disela-sela tanaman air yang tumbuh.
    Paguyuban Pengamat Burung Jogja dalam acara Jogja Bird Walk
    Selain beberapa jenis burung yang umum dijumpai, danau buatan ini ternyata menjadi habitat yang nyaman bagi burung-burung air yang mulai jarang dijumpai di sekitar Jogja. Sebut saja Mandar Batu, Tikusan Alis-putih, Mandar Tunggir-hitam (Mandar Besar), Mandar Bontod, Burung-sepatu teratai, dan Bambangan Hitam. Bahkan burung air migran seperti Belibis Polos, Belibis Kembang, dan Titihan Australia akan terlihat berenang bebas dan mencari makan di danau buatan ini.
     

    Asian Waterbird Census dan Burung Cikalang Crhismast

    Rahmadiyono Widodo, salah satu anggota KPB Bionic UNY dalam akun facebooknya menulis, “Tahun 2017 ke sini untuk melakukan pendataan burung sebagai salah satu syarat pendirian bandara. Dulu masih dari Jalan Wates itu sawah padi, kebun kelapa, pemukiman penduduk, ladang melon semangka cabai, tambak, terus pantai. Tahun ini kembali ke sini untuk kegiatan yang sama; pendataan burung. Pendataan dalam skema Asian Waterbird Census. Lansekap betul-betul berubah dalam waktu yang singkat. Takjub. Semakin takjub ketika di tempat dengan dua kolam buatan ini, kami mendata kurang lebih 38 jenis burung!”
    Cikalang Christmas / Chrismast Frigatebird photo by Bill Bacon
    “Kami juga melihat jenis burung yang bermigrasi dan cikalang christmast yang statusnya terancam punah dan berbiaknya di Pulau Christmas (masuk wilayah Australia). Luar biasa. Kehadiran Taman Balekambang seakan menjadi oase di pesisir selatan yang beberapa kawasan lahan basahnya mulai rusak karena sampah atau limbah dan, banyaknya perburuan. Kalau di sini insyaallah aman tidak ada pemburu,” lanjutan tulisan pemuda yang juga menjadi anggota Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI.

    Keberadaan Balekambang YIA ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi pengamat burung di sekitar Jogja. Lokasi ini bisa menjadi tempat nyaman dan aman bagi burung, terutama dari ancaman perburuan burung yang masih terjadi. Semoga masih akan ada jenis-jenis langka atau bahkan jenis baru yang bisa tercatat di tempat ini. Terima kasih kepada pihak pengelola bandara yang menyediakan lahan basah ini, semoga lahan basah ini terus terjaga dan tetap apa adanya.

    2 comments:

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.