Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Berbagi Bahagia

    Ada orang yang hidupnya sudah enak, tidak kekurangan apa pun, tetapi mau blusukan ke kampung-kampung dan desa-desa miskin, untuk membantu masyarakat yang tidak mampu.
    Kick Andy - Berbagi Bahagia
    Termasuk seorang arsitek terkenal, yang karyanya dibayar mahal, mau mengorbankan waktu dan pikirannya, termasuk uangnya, untuk membantu saudara-saudara kita yang terpinggirkan. Dia adalah Ridwan Kamil.
    Ridwan Kamil selain arsitek juga dikenal sebagai dosen dan pengamat tata kota dari Bandung, Jawa Barat. Beberapa proyek yang pernah ditanganinya antara lain Marina Bay Waterfront Master Plan di Singapura, Beijing Islamic Centre Mosque di Beijing, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar dan masih banyak lagi rancangannya baik di dalam negeri dan luar negeri. Menariknya, di tengah kesibukanya, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas of Berkeley, Amerika Serikat ini masih mau membagikan ilmu, pikiran dan rejekinya bagi mereka yang tidak mampu. Ridwan antara lain membantu merancang desain sebuah masjid bagi penyandang tuna netra di Garut, Jawa Barat. Selain itu, pria yang akrab disapa Emil ini juga merancang dan membangun taman bacaan bagi kaum marjinal. Keprihatinan dia soal tata ruang yang hijau juga melahirkan gerakan Indonesia berkebun, yang hingga saat ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.

    Sementara itu narasumber berikutnya adalah seorang wanita yang cantik dan sukses secara finansial. Tetapi, perempuan energik ini lebih memilih hidup untuk membantu masyarakat tidak mampu. Dia adalah Veronica Colondam.
    Berawal dari kegundahannya terhadap pola tumbuh kembang remaja yang terancam oleh tidak sehatnya lingkungan sosial ia mendirikan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Wanita yang dikenal sebagai sosial entrepeneur ini sangat khawatir pertumbuhan anaknya terganggu akibat ’tren’ penggunaan narkoba di kalangan remaja. Melalui YCAB ia ingin mengedukasi para remaja melalui bidang pendidikan dan ekonomi. Para remaja yang kurang beruntung itu dididik dan dilatih berkarya dengan menjahit dan membuat kerjajinan tertentu. Sehingga keahlian para remaja itu bisa sangat berguna dikemudian hari. Hingga kini YCAB telah menjangkau ribuan remaja di seluruh Indonesia.
    Imam B Prasodjo selama ini dikenal sebagai sosiolog. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, sang dosen ilmu sosiologi justru lebih aktif menerapkan ilmunya di tengah masyarakat yang termarginalkan. Bagi Imam hatinya sangat tersentuh terutama kepada anak-anak yang kurang beruntung seperti korban bencana alam, korban kekerasan atau korban kekerasan antar etnis. Melalui Yayasan Nurani Dunia yang ia dirikan, Imam ingin berbagi pengetahuan dan pendidikan bagi bagi anak-anak itu. Tidak hanya memberikan pendidikan dan pengetahuan saja, Yayasan Nurani Dunia ini juga membangun sekolah-sekolah yang tidak layak. Di tengah kesibukannya sebagai dosen di Universitas Indonesia, seorang Imam Prasodjo selalu hadir jika terjadi bencana alam di Indonesia.

    Bagi ketiga tokoh di atas hidup nyaman saja terasa belum puas hidup di dunia ini. Mereka masih merasakan sesuatu yang hilang di dalam dirinya. Dan, mereka menginginkan hidup yang berarti dengan berbagi demi sesama.

    No comments

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.