Bulan Ramadhan di Puncak Plawangan
Bulan Ramadhan bukan berarti harus mengurangi aktivitas, kan? Termasuk pengamatan burung. Apalagi harus naik ke puncak. Jika dibayangkan pasti akan sangat melelahkan dan terasa sangat haus. Namun, jika dilalui dengan senang hati pasti akan terasa... ya lelah dan haus juga, tetapi masih kuat kok kalau harus bertahan sampai adzan Maghrib.
Perjalanan dari FMIPA UNY dari pukul 07:30, sampai di lokasi sekitar pukul 08:10. Lihat catatan kaki.
Tiba di lokasi, kami beristirahat sejenak di rumah pohon (atau apalah namanya). Di sana kami melihat seekor burung berwarna merah dengan paruh lumayan panjang. Ternyata BURUNG-MADU JAWA (Aethopyga mystacalis ) jantan yang sedang asik bertengger. Meskipun sedikit tertutup dedaunan, warna merahnya yang mencolok tidak dapat mengelabuhi kami.
Beberapa menit melewati jalan setapak, EMPULOH JANGGUT (Alophoixus bres ) muncul dari rerimbunan semak. Burung ini sangat khas dengan jaanggut berwarna putih dan sedikit jambul berwarna coklat di kepalanya. Tubuh bagian atas coklat sedangkan tubuh bagian bawah kuning kecoklatan.
Di tempat yang lain, seekor TAKUR TULUNGTUMPUK (Megalaima javensis ) diam menyendiri di dahan pohon. Butuh kejelian menemukan burung ini karena warnanya yang dominan hijau. Namun, yang membuatnya mudah dikenali adalah mahkotanya berwarna kuning, sekitar mata hitam, dan terdapat warna merah di dagu serta hitam di leher. Di paruhnya yang pendek namun besar terdapat semacam kumis di atas maupun bawahnya.
Dari kejauhan, suara kicauan burung terdengar berisik dan banyak. Setelah didekati, ternyata suara itu dari gerombolan BRINJI GUNUNG (Iole virescens ) dan CICA DAUN (Chloropsis sp.).
BRINJI GUNUNG (Iole virescens) memiliki ciri khas dada yang berwarna coklat dengan garis-garis putih. Kepala putih dengan garis-garis abu-abu di sekitarnya. Tubuh bagian atasnya sampai ekornya yang lumayan panjang berwarna hijau zaitun.
Tak ketinggalan si ELANG-ULAR BIDO (Spilornis cheela ) yang sedang soaring. Pertama kali yang terdegar adalah suara berisiknya saat soaring namun menjauh. Setelah hampir mencapai puncak, burung ini pun menampakkan diri di atas kami.
Primadona yang pernah difoto saat prewedding pun berhasil kami temukan. Ya, WALIK KEPALA-UNGU (Ptilinopus porphyreus) yang menyendiri di dahan pohon kering. Ini dia penampakannya.
Lalu si biru mengkilap yang berisik, CIUNG-BATU KECIL (Myiophoneus glaucinus). Butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan burung ini. Warna burung yang biru mengkilap terlihat gelap karena berada di rerimbunan daun yang lumayan lebat. Ini dia penampakannya.
Diperjalanan turun dari puncak, kami disambut SIKATAN NINON (Eumyias indigo) dan saudaranya SIKATAN BELANG (Ficedula westermanni). Tanpa rasa takut dengan kehadiran kami, mereka malah terbang mendekat, membuat kami dapat melihat mereka tanpa bantuan binokuler. Berikut penampakan keduanya.
Saat hampir sampai di perbatasan jalur Goa Jepang dan jalur Plawangan, seekor OPIOR JAWA (Lophozosterops javanicus) berhasil dipotret. Berikut penampakannya.
Lokasi Pengamatan: Jalur Puncak Plawangan
Hari: Rabu, 16 Juli 2014
Waktu: 08:10-11:30 WIB
Pengamat: Aghnan, Andri, Mas Kir, Insiwi, Diva, dan Rizky
Salam Puncak,
@Aghnanisme
Perjalanan dari FMIPA UNY dari pukul 07:30, sampai di lokasi sekitar pukul 08:10. Lihat catatan kaki.
The Aghnanisme[1] - Objek Wisata Alam Nirmolo Kaliurang TNGM |
Beberapa menit melewati jalan setapak, EMPULOH JANGGUT (Alophoixus bres ) muncul dari rerimbunan semak. Burung ini sangat khas dengan jaanggut berwarna putih dan sedikit jambul berwarna coklat di kepalanya. Tubuh bagian atas coklat sedangkan tubuh bagian bawah kuning kecoklatan.
The Aghnanisme[1] - Objek Wisata Alam Nirmolo Kaliurang TNGM
Dari kejauhan, suara kicauan burung terdengar berisik dan banyak. Setelah didekati, ternyata suara itu dari gerombolan BRINJI GUNUNG (Iole virescens ) dan CICA DAUN (Chloropsis sp.).
BRINJI GUNUNG (Iole virescens) memiliki ciri khas dada yang berwarna coklat dengan garis-garis putih. Kepala putih dengan garis-garis abu-abu di sekitarnya. Tubuh bagian atasnya sampai ekornya yang lumayan panjang berwarna hijau zaitun.
Tak ketinggalan si ELANG-ULAR BIDO (Spilornis cheela ) yang sedang soaring. Pertama kali yang terdegar adalah suara berisiknya saat soaring namun menjauh. Setelah hampir mencapai puncak, burung ini pun menampakkan diri di atas kami.
Primadona yang pernah difoto saat prewedding pun berhasil kami temukan. Ya, WALIK KEPALA-UNGU (Ptilinopus porphyreus) yang menyendiri di dahan pohon kering. Ini dia penampakannya.
The Aghnanisme[1] - Ptilinopus porphyreus |
The Aghnanisme[1] - Myiophoneus glaucinus |
The Aghnanisme[1] - Kiri: Ficedula westermanni, Kanan: Eumyias indigo
Saat hampir sampai di perbatasan jalur Goa Jepang dan jalur Plawangan, seekor OPIOR JAWA (Lophozosterops javanicus) berhasil dipotret. Berikut penampakannya.
The Aghnanisme[1] - Lophozosterops javanicus |
Sumber Foto[1]: Andri Nugroho
Catatan kakiLokasi Pengamatan: Jalur Puncak Plawangan
Hari: Rabu, 16 Juli 2014
Waktu: 08:10-11:30 WIB
Pengamat: Aghnan, Andri, Mas Kir, Insiwi, Diva, dan Rizky
Salam Puncak,
@Aghnanisme
7de98cf2
rasanya lebih indah ngeliat burung di alam bebas dari pada di kandang burung :)
ReplyDeleteBener banget, sob!
Deleteternyata seru juga yah ngamatin burung
ReplyDeleteYa beginilah
DeleteKapan-kapan bisa ikut bergabung jika mau
ya ngga juga
ReplyDeleteada beberapa yang sering berkelompok kok :)
Keren juga blog nya :)
ReplyDeleteBlognya atau yang punya blog? ups :-)
DeleteMantap, Nan,.
ReplyDelete