Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Penghuni Muara Kali Progo

    Hamparan pasir yang cukup luas dengan aliran sungai yang tidak begitu deras serta beberapa bebatuan yang membentuk pulau-pulau kecil menjadi tempat yang cocok bagi para burung pendatang maupun burung lokal untuk tinggal. Angin bertiup cukup kencang menerbangkan pasir-pasir kering membuat kita harus menghadap matahari yang berada di sisi barat.

    The Aghnanisme [1] - Muara Sungai Progo
    Grup WhatsApp yang saya buat sangat berguna karena dari aplikasi chatting ini saya bisa mengetahui kegiatan beberapa sesepuh yang sedang melakukan pengamatan, salah satunya Mas Wahb.

    Sudah beberapa hari ini dia mengamati burung pantai di sekitaran Pantai Trisik dan Muara Sungai Progo. Hanya dengan berbekal monokuler, binokuler, dan kamera untuk digiscoping dia melakukan pengamatan.

    The Aghnanisme [3] - Tamu dari Undip di Muara Sungai Progo
    Kabarnya para pengamat burung dari Undip yang menamakan diri Haliaster Undip pagi itu bergabung untuk melakukan pengamatan burung pantai. Saya yang tinggal tidak begitu jauh dari lokasi pengamatan pun ingin bergabung. Sayangnya saya baru bisa bergabung siang hari.

    Hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk mencapai tempat pengamatan. Meskipun harus melewati jalan kecil di tengah persawahan dan tambak, hal ini akan sebanding dengan pemandangan yang akan didapatkan.

    Dan, pengamatan pun dimulai.

    Seekor GEMAK (Turnixsp.) terbang menjauh lalu bersembunyi di rerumputan. Burung ini berukuran kecil dengan ekor endek. Tubuh bulat gempal seperti puyuh.

    The Aghnanisme [2] - CEREK JAWA / Javan Plover (Charadrius javanicus)
    Burung yang mudah ditemui di tempat ini adalah CEREK JAWA / Javan Plover (Charadrius javanicus) yang berukuran kecil (15cm), paruh hitam pendek kecil, tubuh bagian atas coklat, tubuh bagian bawah putih, kaki sedang. Bergerak dan aktif mencari makan di pasir dekat aliran sungai dalam kelompok kecil.
    The Aghnanisme [2] - DARA-LAUT TENGKUK-HITAM / Black-naped Tern (Sterna sumatrana)
    Bebetuan di tengah aliran sungai yang menuju muara juga dijadikan tempat beristirahat DARA-LAUT TENGKUK-HITAM / Black-naped Tern (Sterna sumatrana). Burung ini sangat sensitif dengan keberadaan manusia sehingga harus mengendap-endap untuk mendekati burung ini. Sesekali terlihat mereka mandi dan membersihkan bulu-bulu mereka di aliran sungai.

    The Aghnanisme [2] - BLEKOK SAWAH / Javan Pond-heron (Ardeola speciosa)
    Tidak jauh dari tempat DARA-LAUT TENGKUK-HITAM, terlihat seekor BLEKOK SAWAH / Javan Pond-heron (Ardeola speciosa) yang hanya diam saja. Burung ini tidak sedang dalam fase berbiak karena warna bulunya yang coklat kekuningan dengan garis-garis di wajah serta lehernya.

    The Aghnanisme [2] - CANGAK ABU / Grey Heron (Ardea cinerea) 
    Di belakangnya ada 5 ekor CANGAK ABU / Grey Heron (Ardea cinerea) yang sibuk berburu ikan. Mereka berdiri di tengah aliran air menunggu ikan lewat.

    The Aghnanisme [2] - DARA-LAUT KECIL / Little Tern (Sterna albifrons)
    Tak lama kemudian, rombongan DARA-LAUT KECIL / Little Tern (Sterna albifrons) datang lalu bergabung dengan rombongan DARA-LAUT TENGKUK-HITAM yang sudah menempati bebatuan di tengah aliran sungai.
    The Aghnanisme [2] - BELIBIS KEMBANG / Wandering Whistling-Duck (Dendrocygna arcuata)
    Rombongan BELIBIS KEMBANG / Wandering Whistling-Duck (Dendrocygna arcuata) yang sedari terbang berkelompok 12 ekor akhirnya mendarat di aliran sungai. Sekilas burung ini seperti bebek pada umumnya namun jika dilihat lebih seksama warna bulunya coklat kemerahan.

    Sumber foto:
    1. Aghnan Pramudihasan
    2. Oriental Bird Club Image 
    3. Mas Kir
    Pengamat: Aghnan, Wahb, Ajeng, Shaim
    Hari: Rabu, 6 Agustus 2014
    Waktu: 15:00 - 17:00 WIB

    Salam amis,

    @Aghnanisme
    7de98c2

    5 comments:

    1. wah, burung - burung penghuninya masih banyak :) semoga selalu terjaga kelestariannya.

      ReplyDelete
    2. Wahh,, baru tahu ada kegiatan mengamati burung. Btw, untuk buat film dokumenter bagus tuuhhh...

      ReplyDelete
      Replies
      1. Bisa saja, tetapi butuh lensa yang mumpuni untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik

        Delete
    3. Belibis masih djumpai ya ms.. sukurlah kalau masih bisa lestari.. kalau bisa sekalian melepas satwa liar di muara biar bs berkembang biak sesuai habitatnya.. nuwun..

      ReplyDelete

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.