Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Kiskendo atau Muahkendo?

    Kiskendo
    Kiskendo adalah sebuah lokasi di sebelah Barat kota Yogyakarta, tepatnya 35 kilometer dari Kota Gudeg. Lokasinya di pegunungan Menoreh, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo. Untuk menuju tempat ini, diperlukan waktu sekitar 1,5 jam dari Universitas Negeri Yogyakarta. Di lokasi ini terdapat goa yang disebut Goa Kiskendo dan Goa Sumitro serta ada Watu Blencong. Kiskendo berhawa sejuk bahkan dingi karena lokasi ini terletak di ketinggian di atas permukaan laut. Di sekitar tempat ini akan dijumpai beberapa batu kapur dan batu seperti karang yang berlubang-lubang.
    Flora
    Dengan keadaan yang cukup sejuk dan termasuk dingin, beberapa tanaman dapat tumbuh di tempat ini. Dari perjalanan yang saya lalui saja, yaitu jalur bolodewo, dapat ditemui beberapa tanaman seperti pohon melinjo, pohon randu, pohon jati, dan beberapa peredu serta paku-pakuan yang tumbuh menempel di substrat. Di beberapa lokasi terdapat perkebunan coklat maupun talas yang sengaja ditanam oleh penduduk. Ada juga tanaman salak namun hanya satu petak lahan saja.

    Yang membuat saya gusar adalah banyaknya sampah di sekitar perjalanan. Ini baru di satu jalur setapak. Di sungai juga terdapat beberapa sampah rumah tangga yang tersangkut di batu dan akar pepohonan. Yang membuat saya lebih gundah lagi adalah semakin sedikitnya tempat untuk tumbuh karena pembangunan entah itu rumah maupun bangunan lain. Di tengah hutan kami juga menemukan tumpukan kayu kering yang sengaja disusun seperti perkemahan. Beberapa potong kayu juga tergeletak di dekat jalan dan siap diangkut dengan truk. Jangan sampai kita memperparah keadaan ini. Tetap jaga kebersihan dan salam konservasi karena ini juga habitat makhluk hidup yang lainnya.

    Fauna
    Pertama kali saya datang ke sini, kami sudah disambut dengan kicauan burung. Sayang kicauan burung itu dari dalam sangkar. Beberapa kandang dan juga kambing di perjalanan menuju masjid juga ada. Anjing, kucing, dan ayam sudah pasti ada.
    Yang akan saya jelaskan di sini adalah beberapa jenis burung liar yang ada di tempat ini.

    Burung yang pertama adalah Burung-madu gunung (Aethopyga eximia). Burung-madu gunung beukuran sedang sekitar 13 cm. Burung jantan dewasamemiliki mahkota dan garis tenggorokan sempit berwarna biru keunguan. Tenggorokan dan dada atas merah. Punggung dan sayap zaitun. Tunggir kuning. Ekor hijau kebiruan. Sedangkan betinanya berwarna zaitun. Perut hijau-zaitun tua. Sisi tubuh putih. Ekor lebih pendek dari yang jantan. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

    Burung ini pertama kali saya melihatnya. Warnanya sangat mencolok yaitu biru pada punggungnya, putih kusam di perutnya, paruhnya orange, dan di sekitar mata dan alisnya berwarna hitam. Burung ini dapat betengger secara vertikal di pohon dan pada saat itu saya melihatnya berputar-putar mengelilingi pohon kelapa. Namanya adalah Munguk beledu (Sitta frontalis).

    Burung ini hampir bisa ditemui di mana pun. Suaranya sangat merdu dan khas. Ya, Cipoh kacat (Aegithina tiphia). Sayapnya berwarna hijau dan perutnya kuning untuk betinanya. Burung ini dapat ditemukan di dahan-dahan pohon dan sering ditemukan dalam kawanan.

    Seperti jenisnya yaitu Cucak kutilang, burung ini posturnya hampir sama. Yang membedakan adalah warnanya yaitu kepala dan jambulnya tetap hitam, leher berwarna merah untuk jantan dan orange sampai tungging untuk betina. Cucak kuning (Pycnonotus melanicterus), begitulah kami menyebutnya. Burung ini biasanya ditemukan bergerombol.

    Ini adalah burung berukuran lumayan besar dan ekor panjangnya yang khas. Paruhnya tebal berwana putih gading. Sekeliling mata berwarna merah. Mahkota sampai tengkuk berwarna abu-abu. Sayap sampai ekor berwana biru kehijauan. Leher sampai tungging coklat. Burung ini sangat sensitif dengan kedatangan manusia. Cukup beruntung jika menemui Kadalan birah (Phaenicophaeus curvirostris).

    Pijantung besar (Arachnothera robusta), sesuai namanya, burung ini memiliki ukuran yang lebih besar daripada Pijantung kecil, ya iyalah. Ciri khas dari burung ini adalah paruhnya yang panjang dan melengkung ke bawah. Warna sayap hijau zaitun. Perut berwana kuning. Sedangkan Pijantung kecil (Arachnothera longirostra) pastinya lebih kecil dari jenis di atas. Tidak ada perbedaan yang mencolok selain ukurannya.

    Sebenarnya masih ada beberapa jenis lain yang ada di tempat ini. Namun, karena kami (Aghnan, Andi, Andri, Mas Kir) hanya mengamati sebentar dari sekitar pukul 10:00 sampai 12:30 dan itu bukan waktu yang tepat untuk pengamatan sehingga hanya beberapa spesies di atas yang kami temukan. Tujuan kami yang utama adalah menyerahkan surat ijin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data untuk PKM kami yang lolos serta survei lokasi termasuk jalur yang akan kita lewati besok.

    Semoga pengambilan data PKM kami nanti lancar dan selesai tepat waktu.

    Semua foto di atas hasil jepretan Andri Nugroho
    Salam welha,

    @Aghnanisme
    7de98cf2

      No comments

      Terima kasih sudah berkunjung.
      Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.