Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Ekspedisi Kecil di Kiskendo

    "Meski terkadang hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan.. Harapan, keikhlasan, dan semangat jangan sampai hilang."
    Kiskendo, 19-21 Juni 2014

    Menindaklanjuti lolosnya Proposal PKM 50 Judul, pengamatan untuk mengumpulkan data pun harus segera dilaksanakan. Setelah koordinasi dengan kelompok lain yang juga lolos mengajukan proposal di lokasi yang sama yaitu di Kiskendo, kami berencana akan melakukan pengambilan data mulai hari Kamis (19/6) sampai Minggu (22/6). Meskipun di hari tersebut tidak semua anggota bisa mengikutinya secara penuh bahkan tidak bisa sama sekali, kami tetap akan memaksimalkannya.
    Foto Mas Kir - Setelah Pengamatan di Depan Rumah Pak Is
    Kamis, 19 Juni 2014
    Setelah dikonfirmasi, hanya 7 orang (Aghnan, Naning, Andri, Fani, Mas Kir, Risna, dan Katon) yang bisa berangkat awal. Berangkat dari FMIPA UNY sekitar pukul 13:30, kami sampai di lokasi sekitar pukul 15:00. Perjalanan sempat terhambat hujan dan lebih lama karena melalui jalur yang berbeda dengan jalur yang dilalui saat Follow Up Gelatik kemarin.

    Sampai di lokasi (baca: Rumah Pak Is), kami disambut isterinya lalu dibuatkan teh hangat. Ruangan yang akan kami tempati sudah digelari tikar. Beberapa saat setelah shalat Ashar, Andi dan Bima datang bersama kamera Mba Arell. Cuaca sudah tidak hujan saat itu sehingga kami memutuskan untuk berkeliling sekaligus survei lokasi di jalur Sendang Sri. Awalnya semua ingin ikut menyusuri jalur Sendang Sri, namun karena keluarga Pak Is sedang pergi keluar dengan terpaksa yang cewek-cewek menunggu rumah dan isinya. 

    Berjalan ke arah selatan melalui jalan beraspal lalu berbelok di gang dekat gardu. Berbagai jalan mulai jalan beraspal, corblok, tanah, batuan, jalan setapak, dan rerumputan kami tapaki. Tak banyak yang kami temukan dan kami identifikasi saat itu karena selain cuaca yang tak mendukung, matahari juga sudah mulai tenggelam. Sampai di rumah Pak Is pun adzan Maghrib sudah berkumandang. Setelah shalat maghrib, Mas Kir kembali ke kampus karena harus tugas. Pakdhe Praja datang saat kami sedang Shalat Isya'. Setelah itu Katon pulang karena ada urusan.

    Tak ada banyak hal yang kami laukukan setelah itu selain main UNO, makan, dan bercengkrama. Pakdhe sempat bercerita tentang siklus rayap dan laron karena ruangan kami dipenuhi laron yang bertebangan setelah hujan yang mengguyur sejak pagi tadi. Karena kami berencana menonton siaran Piala Dunia, televisi yang berada di ruangan cewek pun dipindah di ruangan laki-laki.

    Jumat, 20 Juni 2014
    Sempat terbangun karena tanyangan Piala Dunia, tetapi lelah dan dingin tak bisa ditahan sehingga tidur pun dilanjutkan. Esoknya, setelah shalat subuh dan sarapan pengamatan dilakukan. Bersama Pakdhe Praja, Andri, Andi, Naning, Risna, dan Fani, kami menyusuri jalur Bolodewo.

    Pengamatan hari pertama ini dimulai pukul 07:00 sampai sekitar pukul 10:30 dengan cuaca yang cerah. Di beberapa tempat kami berhenti cukup lama karena menunggu Pakdhe yang blusukan sendiri atau memotret capung yang hinggap di kabel. Tercatat ada sekitar 15 spesies yang teramati dan teridentifikasi dan 3 ekor diantaranya merupakan list baru untuk saya. Ceritanya di "Tiga Bayangan yang Menghilang".

    Diperjalanan saya mendapatkan sms dari Mas Kir yang menanyakan kami sedang berada di mana. Setelah saya balas kami berada di jalur bolodewo, Mas Kir pun menyusul bersama Christin.

    Setelah shalat Jumat, GPS yang kami pesan datang bersama Mas EP, Mba Arell, dan Yono. Setelah shalat Ashar, pengamatan dimulai kembali. Setelah dibagi menjadi 2 kelompok dengan jalur bolodewo A dan B. Bolodewo A menyusuri jalur bolodewo seperti biasanya sedangkan jalaur bolodewo B dari arah sebaliknya. Saya bersama Mas Kir, Mba Arell, Andri, dan Fani melalui jalur B. Tak banyak yang saya temukan saat itu karena kabut turun dan gerimis. Untungnya saya mendapatkan satu list baru saat blusukan bersama Mas Kir.

    Di tumpukan kayu tempat saya melihat Munguk abu-abu, kami bertemu rombongan A. Sempat berbincang-bincang dengan Mas EP dan saya disuruh membeli batere untuk GPS. Saya sempat tertinggal cukup jauh namun untungnya saya hafal dengan jalur ini sehingga tak berapa lama kemudian saya menjumpai kelompok B yang sedang berhenti mengamati burung.

    Sampai di rumah Pak Is adzan maghrib berkumandang. "Wah, ora efektif nek pengamatan bar ashar. Sesuk jam siji opo jam loro kudu budhal". Siap!

    Makan malam, nonton TV, main UNO, dan main game di handphone. Untuk online atau sekedar update sosial media sangat susah karena sinyal di sini sulit. Main UNO adalah salah satu yang paling favorit dan paling seru dilakukan disaat-sat seperti ini. Bisa dimainkan dengan banyak orang serta ditambah beberapa aturan yang bisa menambah keseruan bahkan keheningan.

    Sabtu, 21 Juni 2014
    Pengamatan dibagi menjadi 3 jalur, yaitu jalur Krengseng, jalur Bolodewo, dan jalur Sendang Sri. Saya, Andri, Risna, Naning, Pakdhe Praja, dan Mba Arell di jalur Sendang Sri (jalur Sendang Sri dengan beberapa perubahan lebih tepatnya). Jalur yang kami lalui tidak sesuai yang kami lalui bersama Mas Kir, namun berkat GPS yang dibawa Pakdhe Praja dan sedikit kengawurannya kami tetap dapat kembali di rumah pak is. Pengamatan dari pukul 06:30 sampai 10:00 menghasilkan 16 spesies burung dengan 4 diantaranya merupakan list baru untuk saya.

    Siang hari seekor Elang hitam narsis melintas dan berputar tepat di atas rumah pak is saat kami seang berkumpul di teras rumah. Ceritanya di "Si Hitam yang Tidak Terkejar".

    Sesuai rencana, setelah tidur siang kami segera menyiapkan binokuler, kamera, dan buku MacKinnon untuk melakukan pengamatan lagi. Saya bersama Andri, Andi, Mba Arell, Bima, Risna, dan Naning mendapatkan jalur Krengseng. Dengan cuaca yang berubah-ubah dari mulai mendung, gerimis, dan cerah kembali, kami mendapatkan 9 list burung dengan 1 list baru untuk saya.

    Kelompok ini sering berpisah dan memang berpisah saat akan kembali ke basecamp. Rencana awal, kami akan melakukan pengamatan selama 4 hari. Namun, di hari Minggu ada acara Bird Watching for Kids yang harus memakai binokuler dan peralatan yang lain sehingga kami harus bergantian memakainya. Ekspedisi kecil ini pun harus disudahi. Untungnya isteri pak is memasakkan makan malam yang bisa dibilang maknyus sebagai penutup ekspedisi kecil ini.

    Foto Mas Kir - Sebelum Makan Malam Terakhir di Rumah Pak Is
    Setelah togetherfie dengan hp Mas Kir, kami pun berpamitan untuk kembali ke Jogja. Meskipun selama 3 hari 2 malam dengan total 6 kali pengamatan di 3 jalur tidak menemukan Ceyx erithaca, kami tetap bersyukur masih diberi kesehatan dan keselamatan sehingga bisa kembali ke Jogja dengan selamat.
    Foto Mas Kir - Selesai Makan Malam di Rumah Pak Is
    Sekedar info saja, saat saya kembali dari UNY malam tadi, hujan deras mengguyur kota dan beberapa pengendara memacu kendaraannya dengan kencang agar segera sampai ditujuan. Tepat di jembatan layang selatan UKDW, 2 pengendara motor dibelakang saya memacu motornya sangat kencang dan tiba-tiba mobil di belakang saya (di depan mereka) mengerem mendadak. Pengendara yang di depan bisa berhenti, namun pengendara di belakangnya tidak. Tabrakan tidak bisa terhindarkan. Suara benda bertubrukan setelah suara gesekan ban dengan aspal pun terdengar keras di belakang saya. Saya mencoba berhenti, namun klakson-klakson dibelakang saya menyuruh saya segera melaju menjauhi dua motor yang ambruk tersebut.

    Seperti yang saya tulis di atas "Meski terkadang hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan.. Harapan, keikhlasan, dan semangat jangan sampai hilang."

    Salam Njaluk

    @Aghnanisme
    7de98cf2

    12 comments:

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.