Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Rowo Jombor "Hilang"

    Rowo Jombor dulunya merupakan sebuah lokasi yang memiliki genangan air yang luas dengan tanaman rawa serta enceng gondok yang melimpah. Enceng gondok yang terkenal dapat mengikat lumpur sehingga banyak nutrisi yang menyebabkan binatang-binatang kecil hidup dan mencari makan. Hal ini menjadi lokasi favorit burung air menyukai habitat rawa-rawa yang memiliki tumbuhan air terapung seperti enceng gondok dan teratai.

    Butuh waktu sekitar satu jam dari Kota Yogyakarta untuk sampai di lokasi ini. Jalan untuk menuju lokasi ini dari Kota Yogyakarta sudah cukup baik.

    Tiga tahun silam, Kelompok Pengamat Burung Bionic UNY pernah melakukan kegiatan AWC (Asian Waterbird Cencus) di Rowo Jombor. Rowo Jombor masih alami dengan rimbunan enceng gondok yang harus disebrangi menggunakan "getek".

    Di awal tahun 2015 ini, kegiatan AWC dilakukan lagi oleh Bionic di Rowo Jombor. Apa yang terjadi? "Weh, iki rowo opo kolam macing?", celetuk seorang Bionicers. Di lokasi ini sudah banyak dibangun tempat makan dan keramba-keramba di sisi utara dan timur. Enceng gondok dibersihkan dan nyaris habis menyisakan rimbunan kecil di beberapa tempat.

    Rowo Jombor berubah ekosistemnya. Kini tinggal genangan air luas yang digunakan para pendatang untuk melemparkan kailnya dan berharap mendapatkan ikan. Para burung air tak terlihat. Hanya layang-layang yang terbang di atas dan sesekali terlihat bertengger di bambu-bambu yang digunakan untuk memasang keramba.

    Lokasi pengamatan pun berpindah ke barat dimana di lokasi ini masih terdapat genangan air yang luas dengan rimbunan enceng gondok. Di sekitarnya sudah terdapat sawah yang ditanami padi namun belum begitu banyak sehingga menyisakan hamparan enceng gondok yang luas dengan genangan air di beberapa tempat. Genangan ini digunakan oleh bebek warga untuk berenanga dan mecari makan. Jika jeli, kita akan melihat Mandar Besar / Purple Swamphen / Porphhyrio porphyrio dan Mandar Batu / Common Moorhen / Gallinula chloropus di genangan ini.

    Beberapa burung yang mudah ditemukan meskipun setelah terbang adalah dari suku Ardeidae yang memiliki ciri khas kaki, leher, dan paruh yang panjang. Bambangan Merah / Cinnamon Bittern / Ixobrychus cinnamomeus dan Bambangan Kuning / Yellow Bittern / Ixobrychus sinentis menjadi yang paling sering dijumpai. Saelain itu, Bambangan Coklat / Schrenk's Bittern / Ixobrychus eurhythmus (dalam konfirmasi), Blekok Sawah / Javan Pond-Heron / Ardeola speciosa, Cangak Abu / Grey Heron / Ardea cinerea, dan Cangak Merah / Purple Heron / Ardea pupurea sesekali terlihat.

    Empat spesies dari suku Rallidae yang memiliki ciri paruh lurus dan kuat, kaki dan jari-jari panjang, sayap pendek bisa dijumpai apabila kita jeli dalam melakukan pengamatan. Empat jenis itu adalah Tikusan Alis-Putih / White-browed Crake / Porzana cinerea, Tikusan Merah / Ruddy-breasted Crake / Porzna fusca, Mandar Besar / Purple Swamphen / Porphhyrio porphyrio dan Mandar Batu / Common Moorhen / Gallinula chloropus.

    Bukan hanya burung dari suku Ardeidae dan Rallidae saja yang dapat kita temui di lokasi berlumpur ini. Burung air kecil dari suku Jacanidae yang seperti ayam-ayaman namun berkaki panjang yang digunakan untuk berjalan di atas tumbuhan air terapung diwakili oleh Burung-Sepatu Teratai / Pheasant-tailed Jacana / Hyrophasianus chirurgus.

    Di sekitar rerimbunan padi yang tumbuh hampir siap panen, selain gerombolan puluhan Bondol Jawa yang mencuri padi petani, terdapat burung istimewa di lokasi ini. Berkik-Kembang Besar / Greater Painted Snape / Rostratula benghalensis dengan sayap hias bergaris-garis, setrip, dan bentuk seperti bulatan mata; setripmenyala pada kepala dan bahu; dan paruh panjang sedikit melengkung.

    Untuk menjumpai beberapa burung di atas dibutuhkan binokuler dan monokuler, meskipun untuk beberapa jenis dapat dilihat langsung tanpa menggunakan alat bantu. Spesial untuk Berkik-Kembang Besar, butuh perjuangan lebih untuk sekedar melihatnya. Kita perlu blukukan di lumpur yang memiliki kedalaman sampai 40 cm untuk mendekatinya.

    Salam Rowo,

    @Aghnanisme
    7de98cf2

    No comments

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.