Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Ngongap: Mangap, Nguap, Angop


    Apa yang terlintas dipikiran ketika mendengar kata “Pantai”. Pasti sebuah laut dengan ombaknya dan pasir yang membentang. Hal seperti itu tidak akan ditemui di tempat yang akan saya ceritakan.

    Pantai Ngongap, terletak di Gunungkidul berdekatan dengan Pantai Sadeng. Butuh sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Jogja untuk sampai ke tempat ini. Jalanan bebatuan akan menjadi jalur penanda bahwa lokasi yang dituju sudah sangat dekat.

    Sebuah pendopo tua akan menyambut kedatangan kalian. Laut yang luas akan lebih terlihat jelas karena kita berada di tebing dengan ketinggian 10 sampai 15 meter. Jika beruntung, akan dijumpai banyak pemancing ikan dan pemanen sarang walet yang mengadu nasib sisi-sisi tebing yang curam.

    Berbeda dengan pengamat burung, lokasi ini merupakan salah satu spot pengamatan yang bagus terutama untuk mengamati burung spesial berwarna putih dengan alis dan ujung sayap hitam dan juga ekor panjangnya yang menjuntai, Buntut-sate putih / Phaeton lepturus / Whte-tailed Tropicbird. Tanpa menggunakan bantuan alat Binokuler pun, burung ini terlihat spesial dengan tarian indahnya di atas lautan. Akan menjadi tantangan tersendiri untuk mendapatkan sebuah fotonya karena burung ini sangat aktif bergerak dan cepat.

    Selain buntut-sate putih, Pantai Ngongap merupakan tempat bagi beeberapa burung laut dan burung terestrial. Di sela-sela tebing digunakan Dara-laut tengkuk-hitam / Sterna sumatrana / Black-naped Tern untuk bersarang dan membesarkan anak-anaknya. Gerombolan ikan di laut juga sering mengundang burung-burung laut lain seperti Dara-laut batu / Sterna anaethetus / Bridled Tern.

    Di sisi tebing yang menjauhi laut terdapat beberapa tumbuhan yang membentuk sebuah habitat tersendiri bagi burung-burung seperti Cucak kutilang, Merbah cerukcuk, Cekakak sungai, Tekukur biasa, Bondol jawa, Bondol haji dan yang lainnya.

    Sebelum mengakhiri tulisan ini, akan saya jelaskan sedikit mengenai judul postingan aneh ini. Mangap (indonesia: membuka mulut) karena pertama sampai di tempat ini kita akan terpesona dengan pemandangan dari tebing di sisi barat serta tarian akrobatik dari si tusuk sate. Nguap (menguap) karena lokasi ini berada di dekat laut di mana tumbuhan tidak begitu banyak sehingga sangat panas seperti menguap. Angop (menguap karena mengantuk), pasti akan terjadi apabila terlalu lama di tempat ini. Apalagi dengan hembusan angin laut yang menerpa tubuh. Jadi, tidak salah kan jika saya menuliskan judul postingan ini seperti itu.

    Salam ngongap,

    @Aghnan
    7de98cf2

    1 comment:

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.