Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Tlogo Nirmolo: Masih Harus Menambah Jam Keker


    Laporan akhir PKM DIKTI yang sudah menguras tenaga, pikiran, dan waktu selama dua hari sudah selesai dan siap dikumpulkan. Penyegaran otak alias refreshing perlu dilakukan setelah penat dengan urusan menghitung pajak dan mengedit tulisan. Pengamatan burung menjadi pilihannya. Dinginnya Plawangan dan isinya menjadi candu untuk selalu mengunjunginya.

    Sabtu, 11 Juli 2015 saya berangkat menuju Tlogo Nirmolo bersama Rahmadiyono. Tiba di lokasi, kami bertemu Mas Panji bersama dua orang turis dari local dan interlokal. Sempat mengobrol sebentar, kami berpisah karena jalur yang kami pilih berbeda. Kami memilih jalur ke Tlogo Putri sedangkan mereka memilih jalur Goa Jepang.

    Jam menunjukkan waktu 07:30 wib, kami pun mengeluarkan kamera, binokuler, dan buku catatan. Pengamatan dimulai. Baru beberapa langkah, kami disambut seekor Javan Whistling Trush / Ciung-batu jawa sedang berjalan di jalur pengamatan. Sempat kabur namun tidak jauh. Ketika saya mencoba mengambil gambarnya, pengaturan kamera yang sudah saya atur diubah sehinggaperlu mengaturnya lagi. Burung pun kabur.

    Famili Campephagidae diwakili oleh Sunda Minivet / Sepah gunung yang berjumlah 3 individu. Diakhir pengamatan kami juga menjumpai Female Scarlet Minivet / Sepah hutan betina yang berjumlah dua ekor. Sempat membuat penasaran karena saya hanya sekilas melihat ekor kecil panjang warna kuningnya dan tidak sempat terabadikan di lensa kamera.

    Salah satu burung yang berhasil saya dokumentasikan dengan baik adalah Ashy Drongo / Srigunting kelabu meskipun butuh beberapa jepretan dan momen untuk menunggunya bertengger dengan tenang di dahan pohon. Namun, ekor khas berbentuk gunting yang burung ini miliki tertutup cabang pohon.

    Jalur ke Tlogo Putri sangat sepi. Kami pun memutuskan untuk putar balik. Keputusan yang tepat mungkin karena tak lama kemudian dua ekor Cica-kopi melayu / Chestnut-backed Scimitar Babbler muncul. Mereka sepertina terganggu dengan aktivitas tiga ekor tupai yang sedang berebut makanan.

    Si biru Sikatan ninon / Indigo Flycatcher juga masuk dalam list. Burung ini sempat tak terlihat tertutup bayangan pohon. Berkat suara khasnya, kami berhasil menemukannya.

    Di perjalanan menuruni tangga, sepasang Ciu jawa (sebelumnya bernama Ciu besar) / Pied Shrike-babbler teramati. Perlu diketahui,bagi pengamat pemula jika ingin mencocokkan burung ini dengan gambar di buku panduan MacKinnon akan cukup sulit. Hal ini dikarenakan gambar di buku MacKinnon cukup berbeda dengan fakta Ciu jawa di lapangan.

    Burung-burung lain yang umum dijumpai juga tercatat seperti Cucak kutilang / Sooty-headed Bulbul, Walet linci / Cave Swiftlet, dan Kacamata biasa / Oriental White-eye. Walik kepala-ungu / Pink-headed Fruit Dove yang hanya terdengar suaranya di sepanjang pengamatan juga berhasil kami temukan meskipun berada cukup jauh di pucuk pepohonan.

    Banyak hal yang saya temui namun tidak semua dapat terdokumentasi. Setidaknya saya masih bisa bersyukur memiliki alat dokumentasi yang diberikan Sang Pencipta berupa mata dan otak.

    Salam Kamera,

    ig: @aghnan
    7de98cf2

    No comments

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.