Header Ads

Aghnan Pramudihasan
  • Breaking News

    Buharti: Penambang Datang, Burung-burung Hilang

    Penambangan pasir di Sungai Progo menggunakan truk-truk semakin ke selatan. Sekitar bulan Agustus 2015, penambangan pasir sudah dilakukan di selatan Jembatan Srandakan yang menghubungkan Bantul dengan Kulon Progo. Awal bulan Oktober 2015 ini, penambangan pasir sudah mendekati laut atau sudah berada di Delta Sungai Progo.
    Pada Hari Batik Dunia yang jatuh pada Jumat (2/10) ini, penulis mendatangi Delta Sungai Progo untuk melakukan Pengamatan Burung di Hari Batik (Buharti). Belum sampai di lokasi, penulis terhenti karena terdapat dua truk yang berpapasan dan menutup jalan kecil yang baru saja diaspal beberapa bulan yang lalu.

    Melewati jalan tanah berbatu, bekas ban truk membuat cekungan dan garis-garis khas tetap terlihat. Belok di tikungan terakhir, barisan truk-truk sudah antre menunggu bak-bak kosong mereka terisi penuh pasir-pasir hitam dari Gunung Merapi. Di sisi utara penambangan pasir hanya terlihat pipa-pipa putih panjang yang ujungnya berada di aliran air sedang ujung satunya di daratan dan menjulang ke atas. Terhitung ada puluhan pipa yang sudah tergeletak di sana.

    Tiba di lokasi yang biasanya dijadikan spot pengamatan burung, tidak ada burung yang teramati. Biasanya kedatangan pengamat burung di lokasi ini akan disambut suara burung-burung pantai yang menetap di lokasi ini maupun burung pendatang. Hanya suara bising mesin truk yang lalu lalang di sekitar lokasi.

    Menginjakkan kaki di pasir berlumpur, seekor burung Cerek Jawa bersuara lalu terbang menjauh. Menilik ke spot tengah yang biasa digunakan rombongan Dara-laut Jambul dan Cangak Abu untuk beristirahat maupun mencari makan, namun mereka tidak teramati di sana. Daratan pasir menjorok itu menyisakan sedikit pasir dan pangkal dari daratan itu sudah dibanjiri truk-truk beserta para pemegang serok pasir yang berlomba mengayunkan seroknya.

    Air yang saat itu surut memperlihatkan tanaman sejenis ganggang hijau di beberapa plot. Bekas jejak-jejak kaki burung-burung pantai yang sangat banyak masih terlihat di tempat penulis berdiri. Namun di seberang sana, berjarak 10 meter terbatasi aliran air yang sesekali meninggi sudah banyak bapak-bapak yang dengan asyiknya bercanda gurau sambil menaikkan pasir ke bak truk.

    Ketika penulis sedang mengambil gambar empat ekor Trinil Pantai di dekat lokasi penambangan, terdengar suara seseorang dari seberang sana berkata “Wah, disyuting cah.. dada dada kene..”. Dalam hati, miris sekali. Demi ekonomi, habitat alami burung-burung pantai ini rusak.

    Berjalan ke arah selatan, ternyata di sanalah rombongan berkumpul. Ya, lima ekor Cangak Abu dan rombongan Dara-laut Jambul berada di selatan pecahan kapal. Tetapi jumlah Dara-laut Jambul yang terlihat sangat sedikit daripada sebelum-sebelumnya, padahal saat itu waktu masih menunjukkan pukul 07:30 WIB. Kemanakah mereka?

    Bisa dilihat sendiri dekatnya aktivitas penambangan di Delta Kali Progo dengan laut di video ini.
    Pengamatan Burung Hari Batik (Buharti) hanya berlangsung satu jam. Cerek jawa, Cangak abu, Trinil pantai, Dara-laut jambul, Cabak kota, dan Apung tanah masuk di list. Ya, hanya itu. Apakah musim migrasi burung-burung pantai tahun ini sudah selesai? Ke mana perginya Trinil semak, Trinil pembalik-batu, Biru-laut ekor-blorok, Gajahan penggala, Cerek-pasir besar dan yang lainnya pergi?

    Salam batik,

    @aghnan
    7de98cf2

    1 comment:

    1. selamat siang gan, lama tidak jumpa, semoga anda dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, salam blogwalking teman lama hermanbagus terimakasih.

      ReplyDelete

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Tinggalkan komentar Anda dan kami akan mengunjungi halaman Anda.